Me, Jack's Defender (Titanic Related)

First thing first, menyamakan persepsi,

We are talking about this Jack

(Jack Dawson)

Not him
Jacks the Archer, The Prince of Heart, of The Hollow

Tadi siang aku membaca ada postingan (reels) dari seorang cewe yang bilang, "Jadi cewe jangan kaya Rose di Titanic yang lebih pilih sama MOKONDO padahal punya tunangan yang bisa jamin hidup dia dan bergelimant harta"

I'm like? What?!?!?!?! Apakah kita menonton TITANIC (1997) yang sama? Yang disutradarai oleh James Cameron? Yang script-nya ditulis James Cameran? Di produseri olej (again), James Cameron? Yang diperankan Kate Winslet, Leonardo Di Caprio, dan Billy Zane?

Karena kalau iya, clearly, you didn't watch it right, gurl!

Dan sayangnya ini bukan konten pertama yang aku baca, yang merasa heran sama Rose DeWitt Bukater yang lebih memilih Jack over Calledon Hockley. Aku juga pernah baca hal yang sama di quora dan saat bacanya aku mau nangis. Kaya ... are you serious guys? Apakah kalian yakin kalo ada di posisi Rose, kalian akan milih to be abused for the rest of your life hanya untuk menikah sama Calledon Hockley yang bergelimang harta? Apa kalian serius akan menjual "kebebasan" kalian dan "will" kalian sebagai manusia demi "harta"?

Aku paham sih emang di dunia yang besar dan luas dan berisi lebih dari 7 miliar manusia, tentunya ngga mungkin semuanya punya satu persepsi, ide, dan value yang sama. Kamu bisa memprioritaskan A dalam hidup ini dan dia juga bisa memprioritaskan B dalam hidup dia. But you dont have any right to be that one-sided-judgemental to someone who have different prioritues from you, i guess???? You should not project your standard to others gitu loh?!?!?!

DAN HOW DARE YOU LABELLING JACK DAWSON as MOKONDO?!?!?! Why? Because he is "poor"? A person with limited means??? (im quoting the movie). Apakah semua cowo miskin disebut mokondo nowadays? Emang arti dan batasan dari "mokondo" tuh apa deh? Karena setauku mokondo itu label yang disematkan buat cowo yang tidak mau berusaha sama sekali tapi maunya "enak"-nya aja. Nah pertanyaanku, "apakah Mr. Jack Dawson ini tidak berusaha?

He's an artist, girl?! Duitnya memang ngga sebanyak "warisan" yang didapet Cal dari bapaknya, tapi dia punya skill. Dia bekerja. As an artist. Dibayar murah memang. Tapi dia punya "feel"! Sesuatu yang Cal ngga punya. Terus landasan dari melabel Jack as mokondo itu apa?

Pertama banget, kalo soal scene di mobil, well, apakah tidak ingat kalo yang "minta" itu Rose? 
"Touch me, Jack" ... 

"When the ships docks, I'm getting off with you."
"That's crazy!" (Jacks)
"I know. I know. That's why I trust it."

Again, Miss, it's her.

Dan tolong banget jangan setarakan Miss Rose DeWitt Bukatter sama cewe bodoh yang mau di bodoh-bodohin cowo. Justru, Rose, in my very honest and humbled opinion, sangat cerdas. Why? Dia punya will sendiri. Dia manusia yang tau apa yang dia mau. Di umurnya yang masih 17 tahun (don't start talking about grooming and else, coz Cal is like somekind 40s). Dia perempuan bangsawan yang masih no clue sama apa yang dia mau dari hidupnya, kehidupan seperti apa yang mau dia ciptakan, tapi dia tau apa yang dia nggak mau. Dan jelas, dia nggak mau sama Cal. Toh dia "ditunangkan" sama Cal juga karena keluarganya udah melarat dan banyak hutang. Bahasa lainnya, dia dijual sama Ibunya. ???

Bahkan ya, kalo emang bener-bener menonton filmnya Titanic, like, what i mean with menonton is "menyimak", pasti inget scene awal waktu Rose, Ruth, Molly Brown, Cal, Capt Smith, Bruce Ismay dan Mr. Andrews lagi breakfast, tiba-tiba Cal mesenin Rose "Steak Domba" tanpa nanya sama Rose apakah dia mau makan? Atau mau steak domba? Atau mau yang lain? He didn't ask. Why? He doesn't care. Dia cuma mau Rose ada buat dia dan kemauannya dia tapi dia nggak peduli maunya Rose apa. Masih di scene yang sama, adegan berikutnya Cal ngambil cerutunya Rose karena "cewe harusnya ngga merokok". Masih ada lagi, waktu mereka bahas soal kenapa Titanic dinamai Titanic. Terus Ismay bilang, "Titan artinya besar". Terus Rose jawab, "Mungkin kamu harus ngobrol atau baca bukunya Freud, dia (psikolog) menjelaskan kenapa laki-laki punya obsesi sama "yang besar-besar". Terus Cal bilang apa, "Besok lagi aku harus mengawasi apa yang dia baca."

He is a person with control obsession towards other people. Controlling behavior leads to abusive behavior. Sampe di situ aja harusnya udah jelas kalo Cal itu punya bakat abusive. Controling abis. Dan dia ngga peduli sama Rose. Dia mungkin terobsesi sama Rose yang susah buat "didapatkan" dan "dipuaskan", tapi dia ngga benar-benar peduli sama apa maunya Rose. Definisi laki-laki kegedean ego, self centered, egois, shallow, dan tone deaf. Kaya sih kaya. Duitnya. Mentalnya? Minus. He's a walking red flag.

Bandingin dia sama Jack.

Jack. Pelukis miskin yang jatuh cinta sama Rose. Emm ... apakah dia ngejar-ngejar Rose? No he is not. Dia cuma mengagumi Rose dari jauh. Awalnya. Sampe di momen dia menyelamatkan hidupnya Rose dengan "ngobrol". Belum lagi kedekatan mereka waktu Rose "thank him" di dek, scene waktu Rose pake baju kuning, lihat lukisannya Jack, ngeludah ke laut karena dia pengen belajar "spits like a MaaAN", bisa bikin Rose bahagia dan happy sama dirinya sendiri waktu ngajak dansa di "kelas 3". Jack adalah karakter yang mengenalkan Rose rasanya "bebas", sesuatu yang rupanya, selama ini didambakan sama Rose. Sesuatu yang Rose cuma rasa-rasa ada, tapi terasa jauh di jangkauan. Yang dia bilang di awal cerita, "For me, Titanic was a slave ship, taking me back to America ...". Dari situ aja sebenernya udah ada hint dia merasa "terjebak" dan "exhausted" sama hidup dia as gadis bangsawan yang lagi dijual sama ibunya. Dan di suicide trialnya, dia bahkan lebih pilih mati daripada membayangkan dia menjalani sisa hidupnya dengan lifestyle bangsawannya dan bersama Cal. She's sick of it. Terus di scene baju kuning, seingetku ada kata-kata kaya, 

"Jack, Mr. Dawson, I want to thank you for what you did. Not just for pulling me back, but for your discretion ... I know what you must be thinking, poor lithe rich girl what does she know about misery?" (feel it, guys, she's literally talking to all of you, judmentalers).

"No. That;s not what i was thinking. What i was thinking was, what could happened to this girl to make her think she had no way out?" (Jack just tought you, judgementalers,  how y'all should have think).

"It was everything. My whole world. And all the people in it. The inertia of my life, plunging ahead, and me, powerless to stop it. All Philadelphia society will be there, and all the while I feel i'm standing in the middle of a crowded room, screaming, at the top of my lungs, and no one even looks up."

She told you, judgementalers. Tersurat. Directly. All she feels, what she thinks. Directly. But still, you all can not manage to understand it. It's on you to be that shallow and lame. Karena sejak aku nonton Titanic pertamakali waktu kelas 2 SD, percakapan ini terngiang-ngiang di kepalaku. And it was like ... 17 years ago maybe. Dan bahkan waktu itu aku tidak mengerti bahasa inggris. So yeah, i remember the subtitle and i remember the intonation.

Kalo masih belum jelas lagi, DIS:

Jack: "I have nothing to offer you. But im too involved now. You jump, i jump, remember? I cant turn away without knowing you'll be all right."
Rose: "I'll be fine. Really."
Jack: "They got you trapped, Rose. And you're gonna die if you don't break free. Maybe not right away because you're strong, but sooner or later, that fire that i love about you, that fire is gonna burn out."
Rose: "It's not up to you to save me, Jack."
Jack: "You are right. Only you can do that."

Kasih tau aku lagi Jack cowo mokondo alias mana???

All he care is: Rose is save.

[inhale exhale] Apakah aku harus menjabarkan analisis makna percakapan itu? Oke, read this!
  1. Jack merasa dia too involved. Dia udah terlalu terlibat. Maksudnya apa? Maksudnya dia udah paham banget sama situasinya Rose yang merasa "terjebak" di dunia bangsawannya. Karena dia tau, dia ngerti, dan dia peduli, dia mengkhawatirkan Rose. Apakah dia bakal oke kedepannya dengan menyerah sekarang?
  2. Talking about the fire, yang dimaksud itu energinya Rose. Energi kehidupan. Orang yang menganggap uang adalah segalanya emang ngga akan ngerti soal ini. Karena energi hidup kalian, kalian fokusin buat mencari uang. Buat kalian Cal adalah tujuan dari energi kalian. Makanya kalian ngga akan relate. Sementara buat Rose, energinya dia adalah to be free. Untuk hidup bebas dengan caranya dia sendiri tanpa terikat dengan society apapun, aturan apapun, bahkan kemewahan apapun.
  3. "You are right. Only you can do that." Anjay. The green horizon is raging! Only. You. Can. Do. That. Poinnya tuh di sini. Jack, sekalipun dia khawatir sama Rose dan pengen Rose sama dia (walaupun dia juga sadar "nothing i can offer you") tapi dia memberi Rose will-nya. Will to chose. Bebas deh Rose, terserahmu kamu mau gimana, cuma kamu yang bisa nyelamatin dirimu sendiri that's true. I will not force you. Kebalikan banget dari si Cal yang songong dan kaya, betul tidak?

I fall for this line. "Only you can do that".

Please, tell me sampe di sini kalian bisa paham apa yang aku sampaikan sebagai pengacara Jack si cowok tidak nyata.

Karena kalo mau menjabarkan, kayanya masih ada sisa 2 jam film lagi yang harus dibahas (yang sebagiannya udah kita bahas di atas). Tapi intinya gini:
  1. Waktu Jack melukis Rose yang naked, dia bisa bekerja secara profesional. He has that self control, guys. Rose 98 tahun pun bilang, Jack pasti nervous tapi dia bisa nahan diri. Yeah, thats our boy.
  2. Scene mobil, still, Rose yang minta. Udah aku bahas tadi.
  3. "If the ships docks, im getting off with you" "That's crazy!" "I know. Thats why i trust it." siapa yang membuat keputusan? Again, Rose. Jack mah iya aja. Kamu ikut aku syukur, ngga juga bebas. Walaupun kalo ikut tentunya akan sangat menguntungkan Jack in everyway.
  4. Rose yang memutuskan buat ngga naik sekoci No.6 dan milih balik ke Dek E buat nyari Jack. "You want to be a whore of a gutter rat?!" "I'd rather be his whore that your wife!" *spits*. Again, Rose nunjukin dia majas-ly memilih kehidupan yang lebih buruk daripada kematian (hiperbola) yaitu dengan jadi whore alias pelacur. Actually if i were Rose, I'll do the same.
  5. Rose pilih loncat dari sekoci demi tetep sama Jack. She's litterally saw him as a gateway out from her miserable life. Karena dia tau, kalo dia selamat di mata Cal dan Ibunya, ujungnya dia akan balik lagi ke rencana awal, nikah sama Cal, dan menjalani sisa hidupnya dengan misery. Still, dia lebih memilih kemungkinan mati daripada hidup tapi sama Cal. Dia gigih guys. Gigih meolak Cal dengan cara apapun.
  6. Kalo bahas Jack did nothing for Rose. No he did everything, tho. He inspire her! Secara ngga langsung dia ngasih energi tambahan, harapan buat Rose yang energinya udah kedip-kedip (mau mati). Dia juga melakukan segala cara, nyelem biar bisa ambil kunci buka gerbang yang kekunci. Mereka bener-bener menghadapi kapal tenggelam dengan mengelilingi kapal itu untuk bisa selamat. Dan peak-nya, ofc, adegan paling iconic dan emnyebalkan di jagad perfilman: Adegan Papan Kayu.
Come, Josephine, in my flying machine
Going up she goes, up she goes
Balance yourself like a bird on a beam in the air
She goes, there she goes
Up, up, a little bit higher
Oh, My, the moon is on fire
Come Josephine in my flying machine
Going up, and say, goodbye!

"He saved me. He saved me in everyway a person could be saved."
Mungkin bisa aja masih ada yang bilang, "ya iyalah Jack juga nyelamatin Rose buat keluar dari kapal. Kan dia juga mau keluar dari kapal. Sekalian." "Yaiyalah jagain Rose sepanjang usaha keluar dari kapal. Itu namanya tau diri". Your statement isnt wrong tho. Tapi jagain orang di kapal segede Titanic yang udah setengah tenggelam, dengan suhu air -2C dan suhu udara 0C itu susah loh. Jagain diri sendiri aja belum tentu bisa. Tapi dia - mereka - bisa saling mengusahakan untuk menyelamatkan satu sama lain. Inget juga ga sih ada scene di mana Rose mau nyerah dan ngeluh dingin ke Jack, tapi Jack nyuruh Rose buat jangan nyerah dan dia langsung cari jalan keluar biar dia sama Rose bisa selamat. Bahkan di tengah keterdesakan, dia masih inget sama Rose. Di tengah pressure suhu dan mati di depan mata.

Terus waktu kapal udah bener-bener miring, it will be easier for him kalo dia ngelepas Rose di tengah kericuhan, biarin aja si Rose mati atau ilang. Tapi di tengah keribetan itu dia tetep ((((mencari cara buat menyelamatkan Rose)))) dan dirinya sendiri.

Sampe puncaknya, di scene Papan Kayu. Jack udah berusaha naik ke papan. Tapi papannya malah tenggelam karena ngga kuat nahan beban. Rose udah sekarat, bahkan udah mikir, "aku ngga kuat, dingin banget, Jack." Energinya udah bener-bener habis. Tapi apa? Ya! Jack tidak menyingkirkan Rose dari papan itu ketika dia punya kesempatan. Dia malah berendam di air sedingin -2'C dan suhu udara 0'C, terombang ambing di tengah Samudera Atlantik Utara, gelap, di jam 2 malem. Just imagine. Sampe bahkan Rose aja bisa tidur di atas papan. Sampe akhirnya Jack meninggal.

Jadi sekarang kasih tau aku, DIMANA LETAK MOKONDONYA JACK? Spill, spill. Cuma karena dia ngga bisa offer her harta seberlimpah yang ditawarkan Cal kan? Mokondo is not about the money. It's never about the money. Mokondo tuh tentang usaha.

You can judge me for defending a fictional man this much but yea, aku akan tetap melakukan hal yang sama. This movie is something i can relate and understand to. Just because you prioritize money over your freedom doesn't mean you have rights to judge others who have different priority from you. When you cant relate, you have the right to be confused but no rights to judge.

P.S: Aku juga pernah men-judge Rose karena milih Jack yang "gitu doang" daripada Cal yang bisa menjamin kebahagiaan kekayaan buat Rose. Tapi itu dulu waktu aku SD dan otakku belum berkembang. Shallow and unemphatic. Jadi? SImpulkan sendiri.

Lagian di akhir film dibahas kok kalo Cal bangkrut terus bunuh diri. Jadi? Sama aja. Dia miskin. Ngga punya will to survive malah (tidak seperti Jack). Dia terlalu terbiasa sama kemudahan hidup beruang sampe akhirnya dia syok karena bangkrut. Udah abusive, kasar, obsesif, tidak bisa mencintai, tidak bisa menghargai orang, arogan, ngga resilien dan ngga punya will to survive, tidak berempati, tidak berperasaan. Tua. Cuma modal duit doang dia. He's the definition of mokondo. Cuma ada duit. Bayangin nikah sama orang yang cuma peduli sama dirinya sendiri dan ngga peduli sama kemauan dan kebahagiaan pasangannya? Sekalipun dia punya tambang emas sedunia belum tentu juga kamu dikasih. Kenapa? Karena dia tidak peduli sama kamu. Dia cuma akan menawarkan. Bukan ngasih. That's it. That's how abuse (power and control) works.

Add On: 
Aku malah selama ini mempersepsikannya, yang kecintaan tuh si Jack. Meanwhile, Rose "cinta" sama Jack itu bisa jadi cuma perasaan semu. Soalnya dia punya potensi lebih besar buat "jatuh cinta" sama Jack karena buat dia Jack adalah pintu keluar dari kepelikan hidupnya. Hidup dia yang buat dia busuk banget, yang dia pengen mati demi ngga menjalani kehidupan itu lagi. Terus tiba tiba muncul Jack yang hidupnya kebalikan dari dia tapi meaningful (atau Jack yang bisa memaknai hidupnya "make everything count" "to make it count"). 

Jadi ibaratnya itu kaya, Rose hidup di dunia hitam putih dan dia udah jenuh banget sampe di titik "mending mati aja" (aku bahas ini berulang kali karena emang ini sangat ditekankan di filmnya but idk how y all still missed it). Terus Jack datang dengan hidupnya yang biasa aja tapi warna warni. Ofc Rose attracted to Jack. Karrna Jack punya sesuatu yang Rose inginkaj (hidup yang meaningful dan berwarna). Dia ngga bodoh cuma karena ngga peduli sama uangnya Cal. Boro boro mikir uang, insting bertahan hidup manusia yang pertama aja: bertahan hidup. Kalo dia sama Jack, meskipun miskin dan kepepet tapi dia tau dia bisa "hidup". Sama Cal mungkin dia bernafas dan berkedip tapi "the fire burned out". Keburu mati karena bundir dia kalo tetep sama Cal. Karena dia se-ngga mau itu. Hidup ngga cuma soal makan, minum, dan bersenang-senang. She knows what she want. 

Soalnya lagi, Rose sama Jack itu cuma kenal 3 hari. Kenal 3 hari yang sangat bermakna buat Rose, soalnya ya itu Jack ngasih warna baru di hidupnya. Ngusahain Rose sampe Jack meninggal, pula. Justru malah karena waktu yang singkat ngga sih makanya perasaannya jadi lebih kuat? Ini mirip sama case orang bisa putus dari pacaran 10 tahun tapi cepet move on, giliran pacaran seminggu nangisinnya bertahun-tahun. Sesimpel karena sama yang 10 tahun udah punya chance mengenal baik-buruknya pasangannya. Meanwhile sama yang 3 hari baru kenal baik-baiknya aja. But again, yang 3 hari ini ngasi happiness to the max fulk 3 hari, lalu tiba tiba mati sambil mengirbankan nyawa. 

Jangan kaget kalo Rose masih cinta sama Jack setelah hampir seabad. Akupun kecewa dia ngga inget sama suaminya yang nemenin dia, ngasih anak, dan cucu. Yeah, but thats it, mental. Dia ngga se-attached itu sama suaminya tapi dia lebih attached sama cowo yang "menyenangkan" dan merubah hidup dia selama 3 hari. 

It's actually a very good movie kalo ngga cuma melihat Titanic sebagai "film tentang Jack and Rose yang akhirnya cowonya meninggal di ending". You should watch it as the whole tragedy.

Film ini itu mengisahkan tentang tragede the "unsinkable" ship yang digadang gadang jadi puncak kemewahan di tahun 1912. Dia ke Amerika dengan 2000+ penumpangnya yang semuanya punya mimpi. Nah premis itumanya itu, dibawakan alurnya sama karakter Jack sama Rose. 

Jack cowo miskin yang pengen balik ke Amerika dengan pikiran dia bakal sukses di Amerika. Dan Rose, cewe kaya yang ngga bahagia sama hidupnya, yang menganggao Titanic as a "slave ship". Secara ngga langsung, dengan adanya POV Jack kita bisa lihat gimana sialnya mereka yang jadi kelas 3 selama kapal tenggelam: dikurung, dihajar, tidur sama tikus. Sementara itu yang kelas 1 dapet privilege buat bahkan "minum teh" sambil nunggu sekoci diturunin. 

Perbedaan yang snagat ironi dan sangat ekstrem.

Postingan populer dari blog ini

My Twilight Girlie Era Is Back!

Synesthesia Experience : Grapheme Synesthesia

the best micellar water so far!