My Twilight Girlie Era Is Back!
I've spent my whole life judging Isabella Swan hanya untuk - pada akhirnya - kembali memuja her story. Lol!
Actually, idk. Akukan memang punya fase-fase obsesi gitu, ya. Kadang Titanic. Kadang H2O. Kadang Twilight. Kadang it's Alice. Kadang Final Destination. I don't know how to explain, tapi clearly, It's a loop cycle of obsession gitu. And when I said, "When I love the character, I took them as my personality", I mean it. I really mean it.
Kemarin-kemarin mungkin aku sempet berada di fase Percy Jackson's Era dimana karakter favoritku adalah Annabeth Chase. Jadi aku menjadi Annabeth Chase. Lalu aku bertemu Evangelin Fox dan Jacks. Well, I love Donatella more sih daripada Eva. But I took the world's vibes as my personality in conclusion. Aku jadi cewe bunga yang suka apel. Kenapa? Ahahah, ini silly! Karena Jacks suka Eva si cewe bunga ceria dan dia suka apel.
Apakah ini saat yang tepat untuk mulai mempertanyakan kepribadianku yang milikku sendiri? Is there any?
___
Okay, sekarang bahas Twilight.
Saranku, bacalah tulisan ini sambil mendengarkan Supermasive Black Hole - Muse, lagu ikonik yang ada di scene baseball-nya Twilight.
Mula-mula, kita semua tau seberapa hitsnya Twilight pada masanya. Aku inget, waktu aku kelas 3 SD, iklannya Twilight ada di RCTI atau Global TV (atau malah Trans TV?), dengan vibes gloomy birunya, terus ada narator yang bilang, "Saksikan, Twilight! Kisah cinta terlarang antara Isabella Swan dan Edward Cullen yang seorang vampir!" or something like that. Aku inget banget visualisasinya Twilight yang scene rusa dikejar-kejar sesuatu itu. Wkwkwkkw. Tapi sampe situ aku belum nonton Twilight. Malah, bisa dibilang aku merasa kesal sama Twilight. Kenapa?? Karena sejak ada Twilight, Titanic yang biasanya jadi tayangan akhir tahun digantiin sama film gloomy kebiru-biruan itu! Aku. Tidak. Suka.
Setiap malam tahun baru aku nungguin nonton Titanic. Tapi beberapa tahun itu, ngga ada! Gara-gara Twilight. Beberapa kali aku kebangun dan TV nya pas banget lagi muter Twilight. Begitu aku sadar itu Twilight aku langsung merasa, "Dih!" Ke kamar.
Tapi di suatu malam di kelas 5 SD, aku ngga sengaja nonton sama Mama. Waktu aku mau ganti (karena itu Twilight), Mama bilang jangan, "Mama pengen nonton". OKE. Kayanya waktu itu aku nyambi melakukan sesuatu yang aku tidak ingat. Tapi aku berakhir nonton juga.
What can I say?
Film nya emang bagus. Bella sangat manis, cantik, pleasing, walaupun kedip-kedip dan kepalanya bergerak-gerak aneh. Edward juga cakep banget kaya keren, cakep. seduktif(?). Terus tiba-tiba mendekati adegan baseball dan Mama memutuskan untuk tidur. Tapi aku tidak. Aku tidak mau berhenti nonton sebelum filmnya tamat (emot nangis for menjilat ludah sendiri).
Habis itu filmnya tamat. Aku tidur.
Tebak apa yang aku rasakan setelah filmnya tamat?
1. Terbawa mimpi
2. Aku pengen nonton lagi
3. Aku terngiang-ngiang beberapa convo di beberapa adegan
"How old are you?"
"17"
"How long you've been 17?"
"A while"
atau ...
"So, the lion fall in love to the lamb"
Dan kecantikannya Rosalie (nangis in cantik banget)
Tapi perlu diingat kalo aku ini punya kecenderungan dalam meredam hal-hal yang aku obsesikan dan membaliknya menjadi hal-hal yang aku hindari asf. Kaya contoh aja Titanic, aku bahkan salting cuma dengan menyebut nama-nama karakternya dan judul filmnya dengan benar. AKU SALTING. It feels like my heart is going to explode lalu aku mau nangis karena AKU SUKAK BANGET.
Normal ga sih?
The same thing happens saat aku terobsesi sama Alice in Wonderland (lalu nonton filmnya kaya 3x sehari, itu pun berhenti karena bapakku mengeluh) dan Twilight.
Di masa lalu yang terasa sangat lampau dan kuno itu, kita tidak punya platform menonton film, ya kan? Kita cuma punya TV dan Youtube. Untuk mengakses internet pun kita membutuhkan modem dan pulsa yang sangat mahal karena boros banget ceunah. Jadi bayangkan gimana frustrasinya menjadi aku, tidak bisa menyalurkan obsesiku yang aku pun tidaak mengerti saat itu? Aku ngga mengenal kata obsesi sih saat itu. Aku cuma merasakan perasaan aneh yang bikin aku punya keinginan untuk terus terlibat dan mencari tahu soal Twilight bahkan dari detil terkecilnya.
Kemudian aku sebagai Gen Z, mulai deh surfing di google, wikipedia, dan lain-lain membaca semua artikel tentang Twilight. Terus aku inget sih aku paling sering baca semua artikel Twilight di wikipedia karena di situ paling lengkap. Aku baca berulang-ulang terus sampe capek. Pulsaku abis? Tenang! Aku jalan ke warung deket rumah beli pulsa 20.000, lalu buka wikipedia lagi dan membaca artikel tentang Twillight yang kayanya udah aku baca lebih dari 10x.
Sampai, di suatu malam di saat aku sedang membaca artikel wikipedia untuk yang keseribu kali, aku menemukan kalo ... ternyata ... Twilight tu ada lanjutannya ya? Dan ternyata itu adaptasi novel!
Oh, jangan lupa! Selama periode aku suka Twilight itu, aku langsung meng-sms hampir semua cewe-cewe seangkatan di SDku cuma untuk cerita kalo "AKU SUKA BANGET SAMA TWILIGHT!"
Aku inget sih sebenernya waktu itu yang pengen aku cari tau adalah informasi semacam funfact gitu. Siapa tau mereka tau sesuatu? Ini tuh kaya perasaan saat naksir orang, u know? Kamu pengen tauuu apapun soal yang bersangkutan. Bedanya, ini film. Benda mati yang tidak dinamis. Jadi ya sebenernya informasinya ya gitu-gitu aja. Tapi aku terus mencari tau (*silly me
Nah setelah aku tau dia ada film lanjutannya wicis, New Moon, aku langsung inget, "Wait, kayanya Mbak Aca punya deh kaset (dvd)nya New Moon!" Aku pernah mengacak-acak koleksi dvd kakakku dan aku inget aku pernah melihat judul New Moon di sana. Aku langsung sms dia, nanya, "Apakah kamu tau sesuatu tentant Twilight?" (dengan informal). Terus dia ternyata tau :) Dia tau. Dia punya kasetnya,c coy!
Besoknya aku langsung ke rumah Klaseman, lalu mengacak-acak koleksi kaset dia dan aku menemukan! Kasetnya Twilight dan New Moon. Langsung aku curi (aku bawa pulang tanpa izin), terus aku coba setel di rumah.
Bisa di bilang aku nonton Twilight lagi, satu kali. Terus aku mau lanjut nonton New Moon. Tapi? Tidak bisa, sobat. Kaset bajakan yang dibeli di Blok M ini ternyata rusak :/ Alhasil, aku nonton ulang Twilight lagi sampe mamaku kesel. Terus aku mulai cari yang jual novelnya di tempat jualan online.
Di sinilah aku pertama kali mengenal istilah agan-agan.
It's a very long story actually.
Dulukan sistem ecommerce tidak seperti sekarang ya. Dulu tuh ada yang namanya ...? Apa ya? Pokoknya sekarang OLX. Dulu namanya apa aku lupa. Terus ada di Kaskus juga. Sistem pembelliannya itu mereka cuma majang barang yang mereka jual di platform itu, terus taro nomor HP. Jatuhnya kaya jualan di grup FB gitu. Aku cari setiap hari di google, "Jual novel Twilight bahasa Indonesia". Banyak sih, harganya juga ngga mahal. 54k-an. Tapi, Mamaku ngga mau transferin. Ya aku juga ngga bilang sih aku mau beli apa. Soalnya aku maluuuuu. Aku sukak banget aku malu menunjukkan rasa sukaku yang segitu besarnya (nangis in avoidant sejak kechil).
Terus aku sempet nego juga lagi sama beberapa penjual buat transaksi pake pos (ketawa banget). Ofc ditolak. Blablabla karena percakapan itu terjadi di SMS dan di umur-umur segitu Bapakku masih suka ngecekin HPku, bapakku sering ngomel, nyeramahin biar aku ngga chattingan sama orang asing, takut ditipu/diculik. Aku iya iya aja.
Sampai, kemudian singkat cerita, aku tidak kesampaian beli Twilight lewat agan-agan kaskus. Sedih? Kecewa? Iya. Obsesiku masih ada. Otakku masih hobi memutar ulang visual, teks, suara dari cuplikan scene yang aku tonton. Tapi aku tidak bisa melanjutkan ke curiousanku terhadap film ini. Aku sedih. Rasanya kaya patah hati.
Tapi jodoh ngga kemana. Emang semua membutuhkan waktu yang tepat! Karena habis lebaran di Semarang, aku ke Gramed Pandanaran dan ada Twilight di situ. Aku ngga niatin nyari Twilight sih. Soalnya aku tuh malu kalo keliatan suka sesuatu sama Mamaku. Bukan malu sih. Ya malunya iya, tapi ada yang lainnya juga wkkw. Terus Mamaku gini, "Eh, La, ini Twilight!" AAA SENANGNYA. Terus aku ditanyain mau beli ngga? YAMAU LAH.
Terus udah deh aku beli. Hehehe.
Nenek sama budeku bilang, beli aja semua serinya sekalian. Tapi kata Mamaku nggausah dulu. Liat dulu buku 1 nya suka apa ngga? Daripada beli semua sekaligus nanti ngga kebaca. Ada benarnya. Dan aku melakukan saran Mamaku.
Bisa dibilang aku menamatkan Twilight 3 hari kemudian(?) dan itu adalah novel pertama yang aku beli dan baca sendiri, loh!
Well, well, aku bisa bilang kalo buku pertamanya emang bagus banget. Gely, aneh, cringe, tapi enjoyable! Selesai baca buku 1, di lebaran tahun berikutnya aku dibeliin buku 2 nya sama tanteku. Dan ... di sinilah My Twilight girlie era berakhir. Atau terhenti. Soalnya aku feeling off aja sama pembawaannya buku 2 dan depresinya Bella ditinggal Edward tuh memuakkan banget rasanya. Kaya, yaa, mungkin di umur segitu I can't relate. Tapi aku inget sih, terakhir aku reread Twilight (sampe Breaking Dawn) itu kelas 9 dan aku beneran butuh 2 minggu untuk menamatkan New Moon dan bisa cepet tamat saat baca Eclipse dan Breaking Dawn. Bisa disimpulkan emang salahnya New Moon.
Tapi ini 2025 dan aku lagi mau baca lagi novel ini dengan lebih mindful <3
[sekarang dengarkan lagu possibility .... yang jadi backsound galau brutalnya Bella ditinggal Edward]
Let's see, I guess?
Juni 2025