Tempat untuk Fokus

Sekarang aku di Perpusda. Setelah sekian lama nggak ke Perpusda. Dan aku ngetik ini sambil makan Cilok CJDW yang aku sebenernya ngga suka-suka amat.

Pagi ini aku menyadari kalo, aku emang butuh tempat khusus yang fungsinya selayaknya "ruang kerja". Selama ini aku melakukan semua kegiatanku di kamar. Padahal seharusnya kamar adalah tempat yang privasi dan fungsi utamanya adalah buat istirahat. Makanya aku nggak bisa - sulit - untuk produktif di kamar. Di mana ada kasur, aku terpanggil untuk baring-baring lalu tidur. 

Atau mungkin aku lagi nyari pembenaran buat diriku sendiri.

Tapi ini sama kaya di kosan. Aku nggak bisa produktif di kos. Aku nggak bisa - bisa tapi susah - (kesulitan) untuk fokus melakukan kegiatan kaya: ngerjain tugas, skripsian, nyari referensi, dan lain-lain. Mungkin ini relevan sama salah satu teori yang aku baca di buku Psikologi Abnormal waktu belajar tentang masalah tidur. Dimana di buku itu menyiratkan kalo, (dengan bahasaku sendiri) energi suatu ruangan itu mempengaruhi juga. Di ruangan yang biasa digunakan untuk tidur, ya biarlah ruangan itu khusus untuk tidur dan istirahat. Jangan dicampur untuk kerja dan lain-lainnya. Cuma akan merusak spektrum yang ada dan bisa jadi penyebab masalah ke depannya - misal insomnia.

Terus, apakah dulu waktu ngekos aku sama sekali nggak melakukan kegiatan produktif?
Sebenernya mungkin aku salah penggunaan terminologi ya dari awal. Karena tbh, produktif buat aku itu artinya sesuatu yang menghasilkan. Jadi actually,, menurutku, tidur itu juga kegiatan yang produktif. Produktif ngga melulu soal menghasilkan sesuatu yang bisa dinilai dan dihitung kaya "berapa banyak tugas yang sudah aku kerjakan" atau "berapa banyak pencapaian yang sudah aku capai". Buat aku, tidurpun bagian dari produktif tapi pasif, semacam investasi, tapi yang diinvestasikan energi. Tidur, liburan, istirahat, me time, main, jalan-jalan, dan lain-lain, kegiatan yang sering diremehin dan dilabel "males" sebenernya adalah kegiatan - yang kalau dilakukan dengan secukupnya - adalah bagian dari investasi.

Btw setelah aku membuka KBBI ternyata Produktif artinya memberi hasil. Jadi ya bener-bener aja sebenenrya untuk menganggap tidur secukupnya sebagai bagian dari perilaku produktif.

Tadi aku mau bahas apa ya ... (terlalu sibuk dengerin Youtube soal sejarah Witch Hunt sambil makan cilok)

Intinya adalah, aku menyadari kalau ternyata aku termasuk golongan manusia yang butuh kotak-kotak tertentu. Ruang sendiri untuk istirahat, ruang sendiri untuk belajar, ruang sendiri untuk fokus, ruang sendiri untuk kegiatan lainnya.

My happiness increase everytime I know myself better.

3 Juli 2024

Postingan populer dari blog ini

My Twilight Girlie Era Is Back!

I've spent my whole life judging Isabella Swan hanya untuk - pada akhirnya - kembali memuja her story. Lol! Actually, idk. Akukan memang punya fase-fase obsesi gitu, ya. Kadang Titanic. Kadang H2O. Kadang Twilight. Kadang it's Alice. Kadang Final Destination. I don't know how to explain, tapi clearly, It's a loop cycle of obsession gitu. And when I said, "When I love the character, I took them as my personality" , I mean it. I really mean it. Kemarin-kemarin mungkin aku sempet berada di fase Percy Jackson's Era dimana karakter favoritku adalah Annabeth Chase. Jadi aku menjadi Annabeth Chase. Lalu aku bertemu Evangelin Fox dan Jacks. Well, I love Donatella more sih daripada Eva. But I took the world's vibes as my personality in conclusion. Aku jadi cewe bunga yang suka apel. Kenapa? Ahahah, ini silly! Karena Jacks suka Eva si cewe bunga ceria dan dia suka apel.  Apakah ini saat yang tepat untuk mulai mempertanyakan kepribadianku yang milikku sendiri? Is...
Baca selengkapnya

Synesthesia Experience : Grapheme Synesthesia

 Selama ini, seengganya sampai aku SMA kelas 10, aku selalu ngira kalau semua orang emang punya warna sendiri dalam beberapa aspek kehidupannya. Misalnya, aku selalu punya 'warna' buat beberapa angka, huruf, kata, hari, bulan, semacam itu. Itu muncul aja gitu tiba-tiba, aku juga ngga sadar selama waktu-waktu tertentu. Paling kerasa ya cuma pas belajar aja, misal lagi belajar IPS (waktu SD) dan aku baca nama Van De Bosch. Aku lebih gampang ingat dia orang Belanda, karena namanya biru. Dan Belanda juga biru. Aku ngga tau kenapa ya. Mungkin karena huruf 'B' itu fit sama warna biru. Tapi ketika berdiri sendiri sebagai huruf 'B' kadang warnanya beda. Misalnya lagi, ketika ulangan, aku nggak suka nilai 100. Alasannya? Warnanya putih. Orang-orang nggak akan ngerti kenapa bisa angka 100 warnanya putih, tapi inside of my head, it's color is WHITE . Aku juga suka bingung sih karena kadang angka 1 itu bisa merah - ya walaupun memang paling fit sama warna putih sih - da...
Baca selengkapnya

the best micellar water so far!

Gambar
Aku berani bilang kalo aku lagi jatuh cinta dan amazed sama Micellar Waternya Marina yang pink! First of all,  aku udah nyoba beberapa Micellar Water. Ngga banyak tapi aku udah coba dari yang merk nya umum sampe yang merknya terkenal harganya murah. Aku akan cerita dulu tentang My "Micellar Water Journey"! Dulu, waktu SMA aku pakai Micellar Water Nivea yang ini: Aku inget harganya dulu itu hampir 50k, sekitaran Rp48000,- mungkin. Aku pakai ini dulu banget waktu SMA, saat skincare ku cuma sunscreen Emina dan lip balm baby lips/nivea blueberry lip butter. Em, review ku? Biasa aja. 7/10 lah. Kalo ditanya bersih apa nggak, kayanya sih bersih ya untuk ukuran pemakaianku pas SMA yang ga make make up dan mungkin nodanya di muka ya polusi ketemu keringet aja. Mungkin. Kaya masih ringan aja gitu kotorannya. Mungkin wkwkwk. Nah pemakaianku ini berlanjut sampai aku maba alias mahasiswa baru. Waktu aku udah mulai belajar dandan dan ke kampus dengan muka badut ku. Skincarenya ...
Baca selengkapnya