Sambil baca tulisan ini, aku akan sangat merekomendasikan buat siapapun yang baca ini sambil dengerin lagu ini,
Farewell Love - Faye (OST Love Between Fairy and Devil). Karena aku juga ngetik ini sambil dengerin podcast horor + dengerin lagu ini (jangan tanya gimana, otakku memang butuh banyak stimulus untuk bisa fokus dengan lebih mudah.
Aku udah lama sadar, tapi karena aku tidak pernah berusaha menyelesaikan permasalahan ini, peristiwa semacam ini jadi terus berulang, dan jujurly, aku ngga kaget. It was something expected, walaupun bukan sesuatu yang aku harapkan. Ngga kaget aja. Apakah itu?
Menangisi cowo bernasib menyedihkan.
Kadang aku merasa heartless tapi aku merasa juga kayanya i appeared heartless karena actually hatiku selembut bubur. Haha. Mana ada orang lembut bilang dirinya lembut. Tapi aku merasa gitu, just let me define my own self, ok!
Aku inget dulu waktu kecil, sebelum aku mandi, aku tuh memeriksa lantai kamar mandi dulu apakah ada semut yang lagi mau lewat? Atau mungkin ada bayi siput baru menetas yang mau menyeberang (kalo kalian heran kok bisa ada bayi siput di kamar mandi, jawabannya: 1) Rumahku di kebon gaes, jangan kaget; 2) Aku menemukan bayi siput di kamar mandi tu dimana-mana sih ngga cuma di kamar mandiku aja. Jadi kalo kalian merasa ngga pernah lihat, mungkin belum atau kalian tidak memperhatikan). Jadi dulu tuh mandiku bakal lama banget karena sebelum mengguyur air ke badanku, aku memastikan semut-semut dan bayi siput ini tidak berada di jalur air. Kadang aku juga nolongin semut-semut yang hampir tenggelam di bak ... Lembut kan hatiku?
Aku menyadari kalo hatiku yang selembut bubur ini actually sangat mudah kasihan sama orang. Kaya, aku akna mengkhawatirkan nasib dan hidup orang itu setelahnya, gitu loh. Kaya, ngapain, tapi itu sejenis pikiran yang sulit aku kendalikan. Denger ada orang curhat habis diselingkuhin, aku bakal mikir, "oh my God, what will happen to her/him after this?" kaya gitu. Ada curhatan apa aja, aku tuh mikir. MAKANYA AKU NGGA SUKA DICURHATIN. Cerita kalian itu akan terngiang-ngiang di kepalaku dan itu tuh mengganggu aku untuk bisa fokus sama hal yang lebih layak dipikirin, misal: urusan hidupku sendiri.
Sialnya, aku tidak merasa perasaan mudah kasihan ini sebagai kelebihan. Banyak yang bilang, emosi dan perasaan itu bukan menunjukkan kelemahan. Aku setuju. Tapi di aku, itu menjadi kelemahan. Orang jadi mudah mengendalikan aku and i fucking HATE IT.
Apalagi cowo. Aku paling sebel sama cowo yang suka menjual kesedihan. It will be easier for me untuk men decline cowo-cowo yang pdkt dengan modal cerita sedih secara terang-terangan. Tapi yang sok kuat? BEH.
Aku bukannya bilang kalo aku akan suka sama cowo yang aku kasihani ya, aku cuma kasihan, bukan suka. Permasalahannya pun bukan di situ. Tapi masalahnya ada di karena dia kasihan, jiwa kemanusiaanku yang menggebu-gebu, idealis, dan beranggapan semua manusia berhaak bahagia di hidup yang serba template ini, bikin aku mencari cara untuk membuat ... mereka ... happy. Or at least, make them feel better. Ini ngga cuma cowo sih sebenernya, cewe juga. Tidak memandang gender. Tapi akui aja yang suka pdkt dengan modal jual eksedihan itu kebanyakan cowo (atau cowo-cowo yang deketin aku aja?). Dan ini tuh tidak hanya berlaku ke cowo yang manusia, ya guys ya, tapi juga ke cowo fiksi yang cuma ada di film dan cowo fiksi yang berupa ((((((tulisan)))))).
Contoh:
1. Jacks the Archer, The Prince of Heart
Kayanya ada deh aku satu tahun literally tergila-gila sama cowo yang berupa tulisan ini. Idk why im obsessed with him, tho. Sekarang aku tau, tapi dulu aku ngga tau. Aku ngga sadar. I thought it was just because, well he's godly handsome, he is immortal, he eat apples, he was the archer, rambutnya biru, sharp jawline, sassy, and else. Like, i was crazy about this man. And for months im crying bcs of the audacity, of him, of being fictional (now playing Fictional Man - PEGGY).
Jacks is undeniably attractive, with a ruthless, sharp kind of beauty.[2] He is tall with long, lean legs. He has vivid silver-blue eyes, (which sometimes morph into more vivid or dull shades,) and golden-blond hair. Jacks' skin is pale and smooth like marble. He has long, slender, pale fingers. His real smile reveals a pair of dimples. He has a sharp jaw and sharp teeth with a pointed chin. His narrow, sulky mouth has a slightly fuller lower lip. Jacks often dresses carelessly, with his shirt untucked or not buttoned all the way. He feels very cold to the touch. He looks bored, rich, and cruel. (Lengkapnya baca di sini)
I mean like, he is the definition of, "im looking for a man in finance, trust fund, 6"5, blue eyes" AAAAAAAAAAAAAA
THIS ONE IS DEFINITELY MY FAVVVV BANGER!
Sejujurnya, ada banyak banget Jacks being iconic banger just like
some of this. Tapi i cant hold my breath everytime i re-read his part (T_T). Tadinya aku suka Jacks karena itu doang. Tapi begitu menutup buku
The Ballad of Never After, laguya Ruelle - War of Hearts langsung terngiang-ngiang di kepalaku ...
I can't help but be wrong in the dark
'Cause I'm overcome in this war of hearts
I can't help but want oceans to part
'Cause I'm overcome in this war of hearts
AAA NANGIS BANGET. Dan selama berbulan-bulan yang ada di kepalaku cuma: Aku mau Jacks bahagia. Happy Ending. He really, trully, honestly, deserve it!
Dengan asumsi: hidupnya dikutuk (siapapun yang dia cium akan mati, kecuali satu, yaitu jodohnya), he is hopeless romentic, dia abadi, nggak bisa mati. Terus sekalinya dia jatuh cinta, sama Evangeline Fox, he cant have her, why? Karena dia takut kalo dia nyium Eva, Eva bakal mati. "sad, sad boy". AKU SEDIH BANGET PLIS BUAT JACKS KAYA ... pasti sakit banget abadi dan kesepian, jatuh cinta tapi ngga bisa memiliki. AAA "ditakdirkan patah hati" wtf!
Tukan, kesimpulannya, hal yang membuat aku se-attached itu sama Jacks adalah, karena dia kasihan.
2. Dongfang Qingcang, Love Between Fairy and Devil
Dia adalah alasan aku menulis blog ini. Karena aku menangisi dia selama kurang lebih 2 hari, terus aku sadar kalo aku memang punya kecenderungan menangisi cowo-cowo bernasib kasihan seperti Dongfang Qingcang. Dia punya nasib yang 11 12 sama Jacks. Avoidant, heartless, berusia panjang, dan cakep. Oh, dan jahat. Tapi jahatnya bukan yang purely evil gitu. Lebih ke ... jahat untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang yang "dia anggap penting". Tipikal villain yang dicintai oleh fangirl, memang.
Fyi, aku menangisi dia karena, mirip sama Jacks, setelah puluhan ribu tahun, dia akhirnya menemukan cewe yang dia cintai, eh tapi both of them harus saling berkorban untuk satu sama lain. Tapi happy ending sih untungnya, jadi aku ngga segalau itu lagi.
Btw dia punya appearance yang 11 12 sama Jacks lagi, tinggi, bahu lebar, sharp jawline, apalagi? Abadi, iya. Dia ngga makan apel sih. Tapi mirip: cakep.
Dari ini semua aku bisa menyimpulkan betapa longgarnya toleransiku terhadap orang-orang kasihan ini, specially cowo.