Day 23: A letter to someone, anyone [30 dayswriting challange]
Aku pengen nulis banget dari kemarin dan tadi tapi i dont have the energy. Tensiku drop dan yh ... drop. Tapi sekarang udah much better!
Tapi mentalku berantakan banget. Rasanya aku marah ... marah ... marah banget sama semua orang, bahkan untuk hal hal yang sangat sepele ... kesel, jengkel, mau marah, tapi aku tau emosiku tidak valid. Jadi kalo bisa sebenernya aku pengennya terjun payung, jatuh dari ketinggian, menembus awan, terus hilang.
Kadang aku bayangin, kalo aku dilahap t-rex apakah rasanya bakal sakit? Langsung ditelen aja gitu maksudnya.
Challange ini harusnya write a letter to someone. Ima letter person, aku sangat menikmati proses menulis surat dan mencurahkan apa yang aku rasakan dan pikirkan tapi aku lebih suka to keep it privat. Cuma aku dan yang bersangkutan aja yang tau.
Tapi di tulisan ini aku pengen nulis apa adanya aja. Bukan surat sih ya. Aku pengen bilang aja kalo, im too tired for this. Never ready. Aku capek dan lelah banget (mentally dan physically) meliat orang orang come and go easily di hidupku kaya ngelewatin gerbang tol. Ini bukan soal orang baru, tapi orang orang yang aku pikir kalian "my person". Ternyata nggak.
Aku mulai mempertimbangkan untuk isolate my self deh. Aku pengen mengurung diri di ruangan busa aja sendirian, kaya yang dilakuim Clear Rivers di Final Destination selama dia berusaha menghindari kematian. Clear menghindari kematian, aku akan menghindari segala jenis bentuk hubungan. Rasanya aku udah muak. Muakkk banget, capek, lelah, mabuk, mual, masuk angin, sakit.
Lagi merasa sendirian? Ini bukan aku yang merasa sendirian karena ditinggalkan tapi aku yang merasa kecapean bersosialisasi untuk kemudian merasa sendirian, jadi ini sama apa beda artinya? Ngga jelas. Aku pengen jadi tembok.
Bayangin, jadi tembok. Diem aja. Stand still. Kaya batu. Dingin, anget, kotor, berdebu, dia akan tetep diem aja. Dia akan tetap diam diam aja dan act like nothing happen. Kecuali bom nazi jerman diterjunin kaya era PD II. Itupun dia akan tetep diem walaupun eksistensinya dihancurkan sampe tinggal reruntuhan.
Aku pengen ada, tapi nggak ada. Ada, tapi nggak berasa. Aku pengen jadi angin, aku pengen jadi sesuatu yang ngga terlihat. Aku pengen menghilang.
Aku pengen pergi ke sebuah tempat baru untuk membuka lembaran baru. New sheets. Memulai semuanya dari awal. Zero me. Lingkungan baru, tujuan baru, teman teman baru. Yang lama perlu direfresh karena memang udah expired. Aku udah capek dan merasa irelevant lagi sama semua yang udah lalu. Kaya ada tombol refresh yang harus ditekan, yang akan membawa aku ke buku baru, sayangnya, kayanya aku belum bener bener siap untuk memulai semua yang baru.
Biasanya aku membuka lembaran baru dengan ganti nomor. Biar orang orang dari kontak lama nggak bisa menjangkau aku lagi. Tapi aku udah cape juga ganti nomor. Karena ganti nomor artinya ganti semuanya. Dan itu meribetkan since aku gampang lupa. Aku butuh cara baru buat membuka lembar baru. AKU PENGEN KE LUAR NEGERI. Aku pengen ke Ireland, ke Dublin, ke Iverness di Skotland. Aku pengen mendatangi makam The Jacobites. Aku pengen lihat Lallybroch dengan mataku. Aku pengen Tudor Tour ke Inggris. Aku pengen ke museum Titanic di UK. Aku pengen berpesiar naik Cunard Queen Marry 2 dari Southampton ke NY. Menyeberangi Samudera Atlantik Utara di bulan April. Aku pengen ke Museum Titanic di Pigeon Forge. Aku pengen kemana mana. Tapi badanku di sini, terpasung. Ngga bisa kemana mana selain ... membayangkan.
Ini surat yang aku tulis bukan buat orang lain, tapi diriku sendiri sih.
Anyway, i hate you. Siapapun yang baca ini. I hate you. Sesimpel karena kamu udah baca ini sama dengan kamu agak masuk ke dalam goa rahasia Lala. Thats why i f hate you.
