Day 16: Someone I miss [30 days writing challange]

 

Aku pernah kangen sama banyak orang, ofc in every different way. Tapi ada satu orang yang aku rasa, rasa kangen yang aku rasain ke dia is different. Orang itu adalah aku. Diriku sendiri. Seseorang yang aku label as my old self.

Ini silly nggak sih karena aku menganggap today's challange ini someone yang dimaksud adalah orang lain, tapi aku memaknainya in general, so since diriku sendiri termasuk someone, so I decide to talk about someone yang kangennya sengena itu di aku. Some of you might think this is a little bit narcisstic, but am I?

Tapi intinya gini. Pernah ada suatu masa dalam hidupku dimana aku merasa sangat ingin kembali menjadi versi diriku yang 'dulu'. Aku pada saat itu mempersepsikan my old self as a cheerful little girl yang happy dan ceria (well i k its the definition of being cheerful). Tapi I remember that little girl itu kaya sangat sabar, punya kerelaan, agak bodoh tapi namanya juga otaknya belum berkembang, sedih tapi damai, berusaha act like shes fine, tried to be kind so hard even when it means I have to sacrifice my self Tokoh inspirasiku adalah Cinderella. Dengan pikiran, "Cinderella aja baik dan sabar bisa dapet pangeran, aku pasti juga". Oh, Disney, you brainwashed me.

I miss my old self so bad karena aku membandingkan dia sama diriku sendiri versi sekarang yang aku menilai, penuh kemarrahan dan sakit hati. Rasanya aku semarah itu sampai aku menjadikan - membenarkan - kemarahanku sebagai senjata buat melindungi diriku sendiri. Aku sadar sih kalau dalam rangka usahaku (atau kedok) untuk melindungi diriku sendiri itu, aku menyakiti orang-orang juga. Tapi aku merasa, lebih baik aku menyakiti orang lain daripada diriku sendiri. Karena aku inget, ketika aku being kind dan rela dan sabar dan sebutlah baik, orang-orang cross my boundaries dan orang-orang yang harusnya membimbing aku dan be there for me, they didnt. I didnt have anyone to rely on as a child. Aku kaya pembunuh berantai yang membenarkan kejahatannya. Bedanya aku tidak pernah intentionally menyakiti orang sih. Kecuali kalo dikasih alasan. Aku tahu ini kepribadian yang salah tapi ... it's safer for me (again, aku membenarkan lagi).

Tapi beberapa waktu lalu di 2022 aku menyadarri kalo my old version of me is still me, karena aku yang sekaranga dalah hasil dari proses belajarku, dari pengalaman yang dialami oleh my old version of me. Acceptance

Kalo ditanya apakah aku masih kangen sama diriku versi cheerful, well, mmm, not really. Aku menyadari daripada aku berkubang dalam kubangan meratapi yang terlanjur terjadi, aku memilih untuk get up dan looking for something yang would make the bekas lumpur in my body be better sih. By learning something new and useful? Ada banyak hal yang bisa dilakukan sih. So ya thats it

Postingan populer dari blog ini

My Twilight Girlie Era Is Back!

Synesthesia Experience : Grapheme Synesthesia

the best micellar water so far!