Apa ini? Harusnya sih Prolog (I write what i write)
Ada sebuah kisah. Sebuah kisah yang sangat tua. Kisah yang lebih tua dari usia pohon dengan batang terbesar yang ada di Tanah Para Raja. Kisah yang menjelaskan alasan mengapa kegelapan dan kesunyian mencekam menyelimuti seluruh dataran utama setiap kali matahari digantikan bulan dan bintang-bintang. Kisah yang menjelaskan mengapa semua orang menutup pintu dan jendela rapat-rapat dan bersembunyi di ruangan bawah tanah mereka setiap malam.
Orang asing boleh tidak percaya, mereka yang hanya mendengar kisah ini dari mulut ke mulut. Kisah yang diceritakan oleh pedagang-pedagang asing yang singgah ke dataran utama lalu pergi dengan penuh rasa syukur karena mereka dapat meninggalkan dataran utama dengan menyeberangi lautan meskipun berbulan-bulan lamanya. Dataran itu dikutuk. Tidak ada satupun penghuni dataran utama dan keturunannya yang ada di sana pada saat kutukan itu ditimpakan dapat menghindar dari kutukan mengerikan itu. Begitupun kisah-kisah yang sebenarnya terjadi, tidak dapat keluar dari dataran itu dengan cara apapun.
Begitulah, orang asing, meskipun para pedagang bersumpah dengan hidupnya dan anak keturunannya sebagai taruhan, kisah yang mereka sampaikan tidaklah benar. Karena apa yang merupakan milik dataran utama, tidak bisa keluar dari dataran itu hingga kutukan itu dialihkan.
Sudah ratusan tahun lamanya, dari generasi ke generasi para raja, sayembara diadakan. Sudah banyak ksatria pemberani yang dikirim untuk mengemban misi. Tapi tidak ada yang pernah kembali barang sekeping zirahpun. Hingga akhirnya raja terakhir dari puluhan tahun yang lalu berhenti mengadakan sayembara, membiarkan rakyatnya yang malang bertahan hidup dalam ketakutan dan ancaman malam hari.