Skincare Routine-ku! (2024)

Aku lagi kecintaan banget sama skincareku belakangan ini, dan y all should know!

Aku bingung mau mulai cerita dari mana, tapi mungkin biar cepet dan to the point, harusnya aku langsung aja sih ya. Oke, kesimpulan: langsung.

1. Moisturizer: Azarine Pure Radiance Barrier Moisturizer (hijau)
Waktu pertama kali pakai, aku merasa dia tidak melembabkan. Sebenernya aku tau sih itu kaya after effect aku pakai moisturizer sebelumnya, Azarine yang Luminous. Karena, Azarine Luminous itu ada ceramidenya dan jujur, saat pakai itu muka rasanya kaya banjir, makanya begitu pakai yang Pure Radiance, rasanya langsung kaya, "kok keset banget?".

Fyi, sebelumnya, aku mempertimbangkan untuk ganti dari moist biru ke hijau karena aku merasa kok permasalahan jerawatku ngga kelar-kelar sih. Kaya muter aja, hilang-timbul. Udah kaya lagu pahlawan, gugur satu tumbuh seribu. Ya ngga seribu juga sih tbh tumbuhnya. Tapi tidak ada perubahan. Intinya itu. Tapi aku mengakui lembabnya oke banget untuk si azarine biru ini.

Nah, btw teksturnya azarine ini kaya gel gitu, jadi abis dipake rasanya langsung set keset, makanya aku sempet merasakan perubahan yang signifikan setelah beralih dari moist biru, tadi aku udah bilang belum ya?

Lalu, setelah pemakaian ... (bentar cek tokped dulu aku belinya kapan - aku mulai pakai sekitar awal Agustus), mungkin sebulan, aku menyadari kalau aku bisa merasakan kulitku jadi sangat lembut seperti satin, atau perasaanku aja ya? Well, itu pertama. Yang kedua, aku notis kalo bekas jerawat beneran memudar, jerawat lebih cepet kering dan batal tumbuh, terus inflamasi alias peradangan jerawatnya ngga semenyiksa saat masih pakai moist azarine biru. 

Padahal ya, sebelumnya aku sempet takut kalo pembelian moist ijo ini bakalan useless karena aku kira yang aku butuhkan adalah perbaikan skin barrier alias konsentrasinya moist biru. Jerawatku juga bukan yang buanyak rata semuka, tapi cuma ada di beberapa spot aja, yang kaya yang udah aku bilang, munculnya di situ-situ aja (dan aku punya kecurigaan kalo dia muncul sebenernya karena aku kopekin terus).

Ternyata, kebutuhanku adalah moist ijo (nangis). Jadi kemarin aku beli lagi karena dalam waktu 1,5 bulan moistnya udah habis. Padahal dulu waktu make yang biru dia bisa bertahan sampai 3 bulan lebih. Mungkin karena saking lembabnya itu kali ya jadi aku pakenya kaya seuprit-uprit doang. Jadi ngirit deh.

Kesimpulan: Moist ijo sangat oke buat kulitku yang ada jerawatnya walaupun bukan yang banyak jerawat. Sangat membantu ngurusin jerawat; meredakan inflamasi, bantu mempercepat proses pelenyapan jerawat, of mengurangi bopeng karena belum sempet aku kelopekin jerawatnya udah batal muncul duluan. After tastenya keset, nyaman aja, cukupan. Kulit jadi berasa sangat soft, tapi tbh ini sepertinya efek make serum juga sih. Tapi perasaan kulit satin ini tidak pernah aku dapatkan saat memakai azarine biru walaupun dengan rutinitas serum yang sama. Jadi aku asumsikan ada kontribusi dari azarine hijau juga. Mau nambahin dia agak membantu dalam mengurus pori-pori juga tapi ngga terlalu, tapi lumayan. 

2. Serum Azarine AHA-BHA-PHA Peeling Serum
Sejujurnya aku tidak begitu paham kegunaan serum ini, tapi intinya satu: Eksfoliasi. Nah, di bayanganku, dia itu bekerja dengan sistem detoks alias mengeluarkan kotoran-kotoran yang ada di muka, ntah residu polusi, sisa skincare, sisa make up. Aku membayangkan dia bekerja dengan sistem detoks.

Aku mulai pakai kalau nggak salah Desember 2023 saat aku punya duit dan menyadari kalau mukaku kotor banget setelah di rumah dan jarang keluar-keluar. Ini korelasinya sama kebiasaan sih, memang. Sebelumnya, aku terbiasa daily make up atau minimal sunscreen + lippie doang kalo keluar kosan, ditambah aku ada kekhawatiran terhadap polusi Kota Semarang dengan campuran knalpot cumi-cuminya Trans Semarang. Jadi, aku terbiasa setiap hari itu membersihkan muka dengan milk cleanser atau kalau mager aku pakai micellar water, baru sabun cuci muka. Tapi kebiasaan itu berubah sejak aku pulang, kenapa? Karena aku di rumah terus, jarang dandan dan aku merasa wajahku tidak terpapar polusi, jadi ada kesalahan berpikir kalau mukaku nih bersih. Cuci mukanya jadi cuma waktu mandi aja, waktu sore. AKibatnya? Waaaaaah, ajaib, mukaku jadi sangat kusam, jerawat hamil dimana-mana, komedo banyak, berminyak, ih pokoknya kotor banget kaya anak SMP pulang ekskul.

Makanya akhirnya aku belilah serum AHA BHA PHA ini.

Apa yang aku rasakan setelah memakai ini? Kalau dalam jangka waktu dekat ngga ada alias efeknya ngga langsung. Kayanya aku baru mulai merasakan it works setelah pemakaian keempat (waktu itu aku make seminggu sekali). Di pemakaian keempat itu, pagi hari setelah malamnya memarinasi muka dengan serum ini, tanganku kan gratil ya, jadi pas aku pegang-pegang muka tuh aku merasa ada tekstur yang timbul. Aku tau, itu pilihannya antara komedo kering atau jerawat kering, tapi ini tuh ... Biasanya aku harus pencet-pencet biar mereka kaluar, tapi kali itu mereka kaya sukarela keluar. Kaya licin aja gitu keluarnya so easy tanpa effort mencet-mencet muka. Hari itu aku panen kotoran muka.

Dari situ aku jadi cinta banget sama serum ini dan mulai semangat beneran makenya. Blablabla btw waktu itu aku masih pakai moist biru ya jadi jujur permasalahan jerawat yang ngga kelar-krlar emang belum selesai.

Tapi! Setelah aku pakai serum ini di combine sama moist ijo ... aku merasa lebih berefek sih. Emang ngga seintens waktu make moist biru, karenakan situasinya selama pakai moist biru nih aku panen jerawat ya, jadi ofc isi-isi jerawat yang kuning-kuning, gendut-gendut, menggemaskan itu banyak yang keluar. Tapi situasinya berbeda setelah pakai moist hijau dimana jerawatku udah ngga serame dan sehamil dulu. Jadi perbedaannya dimana? Perbedaannya ada di pori-pori area hidung dan sekitarnya yang jadi lebih bersih. Banget. Selama make moist biru, aku bisa melihat pori poriku ada isinya. Tapi selama pake moist hijau dan dibarengi dengan pemakaian AHA BHA PHA ini, aku lihatnya pori-poriku jeglong-jeglong aja gitu. Kosong, bersih, agak samar karena ngga kotor. Keren banget, kan?! Sejak awal pakai aku udah cinta banget sama serum ini. I love it!

3. Serum Azarine Retinol Scarlett Witch
Berikutnya adalah another fav serum: Retinol.

Aku beli ini sesimpel ter-influenced sama orang-orang yang meramaikan keajaiban retinol. Sejujurnya aku ngga begitu merasakan dan mengerti efek retinol sih. Sepahamku dia fungsinya untuk meremajakan kullit, kalau ngga salah? Intinya fokus utamanya adalah anti aging. Aku tidak bisa berkomentar soal anti aging karena aku belum setua itu. Dan aku baru mulai pakai kayanya antara Januari atau Februari 2024. Banyak yang bilang kalau udah pakai retinol nanti kulitnya bakal lembut, memperbaiki tekstur, segala macem. Aku nggak tau, tapi mungkin iya. Karena suatu hari, aku pernah make retinol emang kulitku besoknya berasa lebih lembut waktu bangun tidur. Tapi agak siangan dikit ya ilang lagi efek lembut seperti pantat bayi itu. Tapi sekali lagi, itu waktu aku masih pakai mosit biru. Di sini aku menekankan pengaruh moist banget ya karena jujur aku merasakan signifikan perubahannya banget saat ganti moist.

Aku pernah combine retinol sama niacinamide (azarine juga), dan jujur hasilnya memang kaya lebih booster daripada make yang serum retinol doang. Sejujurnya juga, aku merasa kulitku sekarng bisa terasa kaya satin (at least for me) itu karena pemakaian yang tepat antara retinol sama pelembab yang beneran berguna di kulitku.

Anyway sekedar tambahan aja, sepahamku retinol itu turunan dari vitamin A yang bagus buat kulit. Udah sekian makasih pembahasan soal retinolnya.

4. Serum Azarine Niacinamide
Aku bisa bilang ini adalah fav serum number 2 ku setelah AHA BHA PHA. Kenapa? It did works on ME!
First of all aku mau menghujat soal kemasannya jelek banget. Mana tidak transparan jadi aku ga bisa lihat isi dalemnya sisa seberapa. Tolonglah, azarine, kemasannya dibikin transparan juga dong.

Well, kemasannya memang ngga terlalu penting, tapi isinya lah yang terpenting.
Sebelumnya aku mau bilang dulu kalau aku udah pernah pakai serum niacinamidenya Axis Y kalo ngga salah 15% kandungan nia nya. Tapi jujur, aku merasa tidak cocok sama serum niacinamidenya Axis Y (hampir semua produk axis y, sejujurnya, di aku, kaya overclaim). Ntah gimana aku merasa tidak nyaman make serum niacinamide nya axis y, bahkan saat penggunaannya dalam rangkaian skincare axis y. Kaya .. ga enak aja gitu. Dan tidak berpengaruh apapun sama kondisi kulitku. Ini sebenernya jadi salah satu pertimbanganku dalam membeli serum niacinamidenya azarine, yang kandungannya 5%.

"Apakah serum 5% doang akan berguna buat aku saat 15% ga guna?"
"Apa aku yang ngga cocok sama niacinamide?"
"Apa mungkin bisa aja better karena dosisnya ngga kebanyakan?"

Ada banyak kemungkinan, tapi akhirnya aku beli juga karena aku pengen nyobain retinol dicampur niacinamide.

Awalnya, aku make niacinamide ini kaya sendiri dulu. Belum dicampur sama retinol. Dan seterusnyapun aku pake dia daily sih, Jadi aku bisa kasih review valid.

Perlu diingat kalau niacinamide ini dalam pemakaianku hasilnya ngga seinstan AHA BHA PHA yang 4 kali pemakaian langsung terlihat. Tapi kaya butuh agak lama, mungkin 2 bulan sampai akhirnya aku ngeh sama hasilnya.

Hasil yang aku rasakan: Aku merasa bekas jerawatku beneran memudar dengan lebih cepat, aku juga merasa kalau pori-pori di muka lebih samar, aku merasa mukaku betulan lebih cerah selama pakai dia. Btw, selama make serum niacinamide ini aku masih pakai moist biru, jadi aku tidak bisa mereview hasil pakai dia dicombine sama moist hijau. Dan lagi, kaya yang sebelumnya udah aku bilang, serum nia ini oke banget dicombine sama retinol karena saat kamu bangun tidur setelah sealeman make retinol+niacinamide, mukamu beneran kaya ... wow, BOOM! Cakep banget! Gitu.

5. Serum Azarine Vit C
Jujur, aku beli serum ini karena kesalahan berpikir. Aku menyamakan jerawat sama sariawan. Jadi setelah serum niacinamide abis, aku bukan repurchase, tapi malah beli vit C dengan pikiran, Vit C akan sangat bagus untuk jerawat (yang aku samakan sama sariawan). Terus juga klaim dia kan mencerahkan ya, jadi ya gitu deh, pengen nyoba sekaligus menggantikan niacinamide aja. Jujur ini adalah keputusan yang aku sesali. Soalnya ... aku ... tidak ... merasakan ... efek ... apapun (nangis). Atau mungkin emang dia ngga terlalu ini kali ya. Bahkan setelah pakai moist ijo pun aku ngga merasakan efeknya, jadi aku menyimpulkan dia memang tidak semantul itu. Terus aku mulai jarang pakai deh. Palingan aku pakainya cuma waktu mau aktivitas di luar aja. Jadi kaya sekalian ngabisin, dicombine sama sunscreen, terus meyakinkan diri sendiri kalo ini serum lagi bekerjasama sama sunscreen buat menamengi mukaku dari UVA UVB. Terus yaudah life must go on.

6. Sunscreen Azarine
Aku pernah pakai serum Azarine semuanya kecuali yang spray sama yang vit C. Artinya aku belum nyoba semuanya. Tapi conclusionnya, langsung aja biar cepet: Oke. Aku make produk azarine diawali oleh perasaan aku cocok sama sunscreeennya, jadi kenapa tidak aku coba saja semua produknya yang lain. Gitu aja sih.

Btw aku sempet baca katanya sunscreen bikin make up tidak oke(?) tapi aku tidak merasakan itu selama pakai ss azarine. Pake ngga pake hasilnya sama, maksudnya. Tetep aman, tidak geser, oksidasi tidak ada. Aku tidak melihat permasalahan selain harganya mahal (tbh murah banget sih tapi semua yang di atas 50k aku anggap mahal).

7. Lip Ice Lip Balm
Aku bisa kasih review banyak kalo ini. Karena aku kayanya punya semacam adiksi terhadap barnag-barang per-lip-lip an, jadi, nah, here are my reviews!

Pertama, sesuai judulnya, aku akan bahas Lip Ice dulu, karena so far dia yang terbaik buat aku. Lip ice, aku suka banget, compact, kecil, panjang, gemes, ada sheer colournya, rasanya oke, nglembabinnya juga oke banget. Selama pakai lip ice aku tidak pernah merasakan yang namanya bibir terasa pecah-pecah. Selalu lembab, lembut, kenyal, plumpy, kaya sehat aja gitu. Hasilnya, bibir sangat oke dipakein lip-lipan. I love lip ice!

Nah sekarang aku mau cerita soal petualangan lip balm ku.
1. Tendercare Oriflame. Oke. Tapi tidak nyaman dipakai karena harus dicolek pakai jari, baru dioles ke bibir, kaya kotor aja gitu rasanya. Mana dia tuh kalo udah mau habis kaya harus dikoretin gitu kan. Suka sama efeknya tapi ga suka sama prosesnya.
2. Nivea Lip Butter Blueberry. Tidak terlalu oke. Lembab iya, tapi greassy, kaya mudah geser dan ilang sebelum meresap. Rasanya enak sih blueberry.
3. Maybeline Baby Lips Color (aku ga tau ini lip balm apa bukan), tapi intinya ini sama kaya nivea, kena ludah dikit ilang, tidak melembabkan sama sekali di aku. Bye.
4. Azarine Lip Serum. Pembelian pertama aku sangat puas, pembelian kedua membuatku kecewa. Ini bagus banget, bibir berasa sehat. Ngga yang ngelembabin banget tapi enak aja gitu pokoknya. Mana aku suka banget sama teknologi cairan transparan tapi kalo dipakai jadi berwarna. Konyol. Tapi aku kurang suka di pembelian kedua.
5. Dazzle Me lip balm. Aku nyobain punya aisyah. Enak, rasanya sangat coconut. Tapi ngga melembabkan. Melembabkan sih tapi tidak bertahan lama. Btw aku make ini lumayan lama, kaya sebulanan karena aku belum beli lip balm baru sejak lip ice ku abis. 
6. Wardah Lip Balm yang pink. Ini yang sekarang aku pakai. Lumayan, tapi kurang melembabkan. Aku masih merasakan bibirku pecah-pecah at some moment apalagi kalo habis pakai lip matte. Tapi ini peringkat 2 setelah lip ice for now. Lumayan.
7. Vaseline Lip Therapy. I have no words karena buat aku ini sangat tidak nyaman. Transfer banget. Kaya cuma ngecover bibir pakai sesuatu yang berminyak dan tebal aja. Tapi ini meresap ngga sih? Kayanya nggak deh. Soalnya kaya, setiap make dia selalu transfer sebelum terasa meresap gitu loh. 

Urutan per lippie-an: Lip ice - wardah - tendercare.

8. Viva Milk Cleanser
Aku tahu ini barang murah tapi dia sudah ada bahkan sejak aku belum lahir, ga sih? I trust local products more than i trust my parents, lmao!

So far, dia yang ter worth it, dipertimbangkan dari segi output, harga, dan kepercayaan. Di tengah gempuran cleanser-cleanser korea, jerman, us, dll, buat aku dia tetep yang ter oke. Aku nggak pernah bermasalah sama sekali selama memakai Viva Milk Cleanser ini. Dan dia tu murah banget anjay sampe di tahap aku boros kalo make dia, bisa berkapas-kapas. Dan sejauh ini juga aku merasanya dia sangat ngangkat sisa make up dan kotoran dengan perfect sih. Emang, bukan yang sekali usap, hempas semua foundation, dan lain-lain, tapi bertahap. Aku ngga pernah skip dia kalau bersihin make up. Selalu, milk cleanser, lebih wajib dari micellar water buat bersihin make up. 


Sekian itu dulu aja. Aku ngga pakai toner-toneran karena males dan kaya to much product for my face aja gitu rasanya, takutnya mukaku overwhelm karena kau pernah mengalami fase muka overwhelm itu. Oke sekian makasih.


Postingan populer dari blog ini

My Twilight Girlie Era Is Back!

Synesthesia Experience : Grapheme Synesthesia

the best micellar water so far!