Day 5: Your parents [30 days writing challange]
Its a challange so I expected to write even when its hard.
Topik tentang parent tuh kaya something privat yang actually i dont think i want to share it publicly. So I decide to talk about parents in general, not my parent.
Menjadi orang tua itu hal yang sulit ngga sih? Sebagai anak pun aku menyadari jadi orang tua adalah hal yang sulit. Dan repot. Sebuah pengabdian seumur hidup yang nggak banyak orang sadari, termasuk yang menjalani sendiri. Belum tentu seorang yang udah jadi orang tua menyadari tanggung jawab menjadi orang tua. Ada yang baru sadar ketika udah menghadapi sebuah konsekuensi, ada yang mungkin ngga pernah sadar sama sekali. Beberapa orang emang tercipta abai.
Jadi orang tua itu, kaya yang aku bilang, sebuah pengabdian seumur hidup, makanya dibutuhkan sebuah komitmen dalam melakukannya. Orang jadi orang tua ngga ujug-ujug, makanya menurutku harusnya setiap orang tua yang memutuskan untuk jadi orang tua, mestinya udah mempersiapkan segala macemnya, mungkin ngga semuanya, tapi kalau bisa sebagiannya. Seminimal emmahami kalau jadi orang tua itu berat dan repot, membutuhkan banyak pengorbanan aja, rasanya lumayan bisa dibilang persiapan. Daripada nggak sama sekali. Ketika kamu sadar theres no way back dalam menjadi orang tua, kamu harusnya lebih mempersiapkan diri. Ntah dengan berusaha cari tau, menetapkan standar diri untuk menjadi orang tua yang kaya apa, belajar ke ahli, evaluasi orang tua kita atau orang lain, dan lain semacamnya. Tapi ironinya ngga semua orang menyadari betapa besarnya tanggung jawab jadi orang tua.
Jadi orang tua itu, kamu bertanggung jawab atas kelanjutan hidup sesosok generasi baru, bukan untuk kepentinganmu, tapi untuk kepentingannya. Kalau disesuaikan sama teori evolusi, manusia itu melindungi generasi berikutnya bukan untuk kepentingan dirinya sendiri, tapi untuk kepentingan seluruh umat manusia, untuk mempertahankan eksistensi manusia. Jadi sejujurnya alasan seseorang punya anak biar ada yang ngurus is so silly dan sangat bertengtangan sama teori evolusi. Full of selfishness.
Aku menyadari betapa repot dan ribet dan beban dan beratnya jadi orang tua. Thats why, aku ngga mau bertanggung jawab atas kehadiran satu makhluk mungil tidak berdaya atas kehadirannya di bumi. Aku ngga mau jadi orang tua. Aku ngga mau menempatkan sosok mungil gemas itu ke dunia ini, tempat yang amburadul dan dikit lagi hancur.
Menghadirkan manusia itu berbeda sama memiliki manusia. Kamu menghadirkan, thats why kamu bertanggung jawab atas kelangsungan hidup manusia yang kamu hadirkan itu. Kamu nggak hidup selamanya, makanya selama kamu masih ada dan bisa, tugasmu adalah mempersiapkan dia untuk bertahan setelah kamu ngga ada. Sedihnya, banyak orang tua yang merasa mereka udah berjasa karena telah menghadirkan manusia baru ke dunia ini, sehingga mereka merasa si manusia baru ini harus berbalas jasa karena eksistensi dia diciptakan oleh si orang tua. Sindrom Tuhan. Karena merasa menghadirkan ini menimbulkan perasaan kepemilikan tidak manusiawi yang diproyeksikan dengan sikap menuntut balas jasa atau pemanjaan.
Intinya menjadi orang tua itu sebuah jabatan yang rumit, yang ngga selalu dipahami bahkan sama si orang tua itu sendiri. Seperti presiden yang mengira dirinya raja karena merasa memiliki kekuasaan, padahal sesungguhnya ia adalah pelayan.
Tamat
