Self Analyze: Avoidant Attachment (belum selese. ga mood)
Saking ngga adanya yang bisa ditulis (ada sih tapi aku tuh L.u.p.a)Eh tiba tiba aku pengen liat film genre survival atau Harry Potter gitu deh. Batal nulis aja apa?
Jadi beberapa waktu yang lalu aku melakukan kaya attachment test gitu dan hasilnya adalah aku Dismissive Avoidant. Aku sebenarnya bisa aja ngasih penjelasan dulu soal apa sih attachment style itu? ada apa aja? Tapi jujur aja aku males. Ini aja aku udah mulai mempertimbangkan apakah sebaiknya aku bobo aja ...? Soalnya ini udah malem - tengah malam.
Kayanya mending aku bobo aja deh. OKE BYE. LANJUT BESOK
(lanjutan - 4 Mei 2024)
Nah mari melanjutkan.
Anyway, aku ngga akan berkuliah soal apa itu attachment. Karena aku pemalas dan aku sih maunya siapapun yang baca blog ku orangnya mau inisiatif belajar sendiri ya. Ini soal mau dan ga mau aja kok. Kalo emang mau tau tinggal cari di google, kalo ngga mau ya yaudah. Paling ntar juga bisa lihat dari tulisanku ini aja yang tentu saja amburadul.
Intinya attachment adalah kelekatan. Kalo ditanya apa itu kelekatan, jawabanku, "Intinya gitu."
Kemarin kan aku bilang kalo aku ambil tes (quiz) yang menunjukkan hasil, gaya kelekatanku adalah dismisive avoidant. Sebenarnya, sebelum aku ambil tes ini aku udah tau sih aku tergolong sebagai manusia avoidant. Cuma karena aku mengkategorikan diriku sebagai "avoidant" based on pinterest (astaghfirullah anak psikologi tapi belajarnya dari pinterest - well belajar mah dari amna aja), aku tetep pengen cari tau lebih dalam tapi ngga dalam banget gitu loh. Makanya aku take the test - quiz.
Dari yang aku tau, attachment style itu ada secure, anxious, avoidant, sama satu lagi tuh anxious-avoidant (btw beda referensi penyebutannya juga beda-beda). Kalo secure ya tentu saja dimiliki oleh manusia-manusia normal. Kalo dari yang aku tahu soal anxious attachment, itu biasanya orangnya takut di tinggalin. Jadi misal dia berelasi nih, dia tuh cemas, takut kalo orang yang berelasi sama dia tuh ninggalin dia. Outputnya dia menunjukkan behavior yang, misal, nguber-nguber terus. Berusaha memastikan kalo "seseorang" itu masih peduli sama dia. Di sini aku ngga spesifik nyebut pacar/pasangan ya karena sepahamku attachment style itu ngga cuma berlaku buat pasangan doang tapi semua hubungan atau relasi sama orang lain. Mungkin attachment style antara ke temen sama pasangan bisa aja beda sih kayanya. Ya intinya gitu deh. Nah selesai bahas anxious, masuk ke avoidant attachment yang aku banget ini. Singkatnya, sama kaya artinya, avoidant kan artinya menghindar. Nah, gaya kelekatan avoidant nih manusianya juga suka menghindar. Sebenarnya untuk alasan yang mirip-mirip sama anxious attachment. Bedanya, kalo anxious attachment kan ketika dia "takut kehilangan", dia menunjukkan perilaku kecemasan dengan nguber-nguber yang dia takut kalo kehilangan. Kalo avoidant attachment, ketika dia "takut kehilangan" dia berinisiatif untuk menghindar dengan sendirinya. Mungkin bisa dibilang kalau alasan utamanya anxious dan avoidant people ini sama-sama "takut". Bisa takut kehilangan, bisa juga takut ada perubahan dalam hidupnya (zona nyamannya terganggu), atau takut yang lain mengingat ada segudang alasan untuk merasa takut di dunia ini. Sepahamku sih gitu.
Nah sekarang kembali membicarakan diriku sendiri karena ini adalah lapakku.
Aku avoidant attachment. Di web yang kemarin aku temuin saat test attachment style itu (aku lupa nama webnya) aku menyadari ada beberapa hal yang sangat relate.
(bentar lanjut ntar lagi aku males scroll arsip)