Standar yang Tidak Perlu

Selama kita hidup - selama aku hidup, aku berpapasan dengan banyak sekali standar kehidupan yang seringkali membuat aku muak. 

Standar kesuksesan, standar pencapaian, standar kebahagiaan, standar kepuasan, standar untuk penampilan. Ada banyak hal di dunia ini, yang sifatnya subjektif tapi punya standar seolah-olah itu semua bisa diukur dan dinilai dengan "sesuatu".

Kamu cantik kalo kamu ... Tinggi, ramping, putih, matanya begini, mukanya begitu, alias, APAAN SIH?
Kamu sukses kalo kemu kerja kantoran, kalo gajimu sekian, kalo kamu ini, kalo kamu gitu, APAAN SIH?
Kamu sukses kalo kamu udah bisa bawa ortu pergi haji, kalo kamu udah bisa beli rumah, kalo kamu bisa beli mobil, APAAN SIH?

Bahkan yang terlucu,
Kamu bahagia kalo kamu udah sukses, cantik, udah menikah, punya anak, suami baik, blablabla, alias, APAAN SIH??

Manusia mana sih yang pertama kali bikin standar ataupun aturan soal hal-hal yang nggak bisa diukur kaya gini?

Menurut aku soal penampilan, kebahagiaan, kepuasan, kesuksesan, dll, itu sifatnya subjektif ya. Jadi kalo ada yang bikin "alat ukur" maksa untuk mengukur hal-hal kaya gitu dengan membuat aturan "standar" itu orang pasti hatinya tidak pernah tenang alias, ya balik lagi, apaan sih?!

"Kamu yakin dia bahagia? Gajinya kecil loh. Kerjaannya nggak nyaman. Yaking dia bahagia?"
"Iya dia bilang kok dia bahagia. Dia merasa cukup. Memang tidak menyenangkan tapi bukan berarti nggak bisa dijadikan kebahagiaan."
"Coba kamu pikir, kalo kamu jadi dia, kamu bahagia?"
((Loh ini bahas apa sih? Kebahagiaan dia atau aku? Kenapa jadi make "takaran kebahagiaanku" buat ngukur kebahagiaan dia?))


Dan itulah yang terjadi saat ini. Dan setiap wakktu. Dan setiap saat.

Manusia dan hasratnya untuk membuat ukuran untuk hampir segala hal. Ngapain sih melakukan hal yang nggak perlu?

Postingan populer dari blog ini

My Twilight Girlie Era Is Back!

Synesthesia Experience : Grapheme Synesthesia

the best micellar water so far!